SatuWarta.com – Dunia militer kembali menyoroti langkah besar Indonesia. PT PAL Indonesia secara resmi memperkenalkan kapal selam otonom KSOT-008, bertepatan dengan peringatan 80 tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Oktober 2025. Kapal selam tanpa awak ini menjadi simbol kemajuan teknologi pertahanan nasional sekaligus bukti nyata kemandirian industri maritim Tanah Air.
Dilansir dari laporan The Maritime Executive, peluncuran KSOT-008 menandai tonggak penting bagi Indonesia untuk masuk ke jajaran negara elit pengembang teknologi bawah laut. Kapal selam ini dibekali kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan misi pengawasan, deteksi kapal, hingga operasi ofensif tanpa awak dengan jarak jangkau mencapai 200 mil laut.
Selain memiliki daya tahan selam hingga 72 jam dan kecepatan maksimum 20 knot, KSOT-008 juga dapat dioperasikan secara remote melalui pusat komando bernama Autonomous Submarine Command Center (ASCC). Kapal sepanjang 15 meter dengan bobot 37 ton ini dirancang untuk beroperasi dalam berbagai kondisi laut ekstrem dengan tingkat akurasi navigasi tinggi.
Menurut laporan Defense Security Asia, kehadiran KSOT-008 menjadi sinyal kuat kesiapan Indonesia dalam mengadopsi sistem peperangan modern berbasis AI dan kendaraan bawah laut otonom, yang selama ini hanya dimiliki oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Australia.
Inovasi ini juga menegaskan peran PT PAL Indonesia dalam mendukung visi pemerintah menuju kemandirian industri pertahanan nasional. Kapal selam tersebut dapat difungsikan untuk operasi intelijen, pengawasan siluman, hingga peluncuran torpedo dalam skenario tempur modern.
Langkah ini melengkapi armada bawah laut Indonesia yang sebelumnya telah diperkuat oleh kapal selam tipe 209 dan kelas Scorpene. Dengan hadirnya KSOT-008, kekuatan laut Indonesia diproyeksikan meningkat signifikan dalam menjaga stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik.
Tak hanya menjadi kebanggaan nasional, KSOT-008 juga memperlihatkan arah baru dalam transformasi digital militer Indonesia, sejalan dengan peta jalan Minimum Essential Force (MEF) dan doktrin Poros Maritim Dunia.
Kehadiran kapal selam otonom ini diprediksi akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam peta geopolitik dan pertahanan maritim Asia Tenggara.
Sebagai catatan, inovasi semacam ini juga menunjukkan hasil nyata dari riset dan pengembangan dalam negeri yang dilakukan PT PAL bersama berbagai lembaga teknologi nasional. Jika pengembangan berlanjut sesuai rencana, Indonesia tak hanya akan mandiri di bidang pertahanan laut, tetapi juga menjadi inspirasi bagi negara berkembang lainnya.